Lalu Apa hubungannya voltase dengan tagihan listrik? Peralatan listrik modern seperti TV, computer dan peralatan yang menggunakan power regulator otomatis, akan mengatur sendiri kebutuhan daya yang dibutuhkannya, sehingga tetap menyala dengan normal walaupun voltase listrik rendah. Tidak seperti dulu peralatan listrik tidak dapat menyala atau kinerjanya kurang jika voltase listriknya menurun. Ingat Daya P = V.I (watt atau VA), dimana V adalah voltase (volt) dan I kuat arus (ampere). Untuk menghasil kan P yang konstan sedangkan V rendah, maka power regulator secara otomatis menarik arus lebih besar dari jaringan listrik. Dengan kata lain kuta arus yang mengalir melaui power regulator lebih besar, dan arus pada kumparan kWh meter juga lebih besar.
Sebagai contoh : Sebuah TV dengan daya 100 VA (daya untuk arus bolak-balik) bekerja pada tegangan 220 Volt, maka arus yang dibutuhkan adalah : P = V.I, dimana I = P/V, maka I = 100 w / 220 V = 0,45 A. jika voltase yang mengalir pada TV tersebut hanya 180 V, maka kuat arus adalah : 100w / 180 v = 0,56 A. (ingat regulator otomatis) jadi kuat arus mengalami peningkatan sebesar 0,11 A, Itu baru satu peralatan Listrik, bayangkan berapa peralatan listrik yang kita gunakan menggunakan regulator otomatis, makin banyak peningkatan kuat arus yang mengalir, yang kesemuanya mengalir melalui kumparan kWh meter ( Sesuai Hukum Kirchorf), sehingga meningkatkan medan magnetic pada kumparan dan putaran piringan kWh meter lebih cepat dan kenaikan angka yang ditunjuk mengalami peningkatan dengan sendirinya tagihan listrik yang harus dibayar juga bertambah.
Adapun peralatan listrik yang tidak atau belum menggunakan regulator otomatis seperti seterika listrik, dispenser, pemanas air, pompa air, blender, mixer,dan lain-lain. Anda bias amati sendiri bagaimana kinerja alat tersebut voltase listrik kurang. Anda tentu pernah menyeterika pakaian di malam hari, pasti bedakan panas yang dihasilkan dibandingkan di siang hari? Itu karena voltasenya kurang dan daya listrik yang digunakan untuk memanaskan seterika juga berkurang, sesuai dengan persamaan , dimana V berkurang sedangkan R tetap maka Daya yang diterima juga berkurang, dan arus juga mengalami penurunan sesuai persamaam , V berkurang dan R tetap maka I juga berkurang. Itu karena seterika hanya menggunakan elemen pemanas yang resistansinya (R) yang tetap, hanya saja ada tambahan thermostart untuk mengatur panas atau suhu saja, bukan mengatur daya.
Teknologi terbaru kini juga telah menerapkan regulator otomatis pada beban induktif seperti motor compressor AC, Kulkas, Pengatur tegangan otomatis (AVR) yang sering digunakan pada televisi dan komputer, peralatan tersebut secata otomatis memindahkan cabang atau ujung kumparan secara elektronik sehingga daya yang dihasiilan tetap stabil,prinsipnya juga sama, bila voltase listrik turun maka peralatan elektronik memindahkan titik kontak cabang dimana jumlah lilitannya kurang sehingga menghasilkan output daya yang stabil, hal ini juga akan menaikkan kuat arus reaktansi induktif sebuah kumparan sebanding jumlah lilitannya.
Bukti dari pengalaman, rumah saya menggunakan listrik dengan arus maksimal pada NCB adalah 6 A, bila voltase listrik normal ( mendekati 220 Vol) lalu saya nyalakan AC maka putaran compressor normal dan pembatas arus (NCB) tidak lepas. Sebaliknya jika voltase 150 Volt kebawah maka putaran compressor AC terasa berat dan suaranya kasar, hanya beberapa menit saja pembatas arus (NCB) lepas (off) dan aliran listrik akan terhenti seluruhnya, itu karena arus yang mengalir melebihi 6A, padahal voltasenya 150 Volt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar